Senin, 29 Agustus 2016

Rubrik Gagasan : Bahasa Jawa Diambang Kepunahan



Oleh : Dra. Sri Suprapti, Guru Bahasa jawa SMP Negeri 8 Surakarta, No. Hp. 081329405977

          Membaca Solopos hari Jumat, 05 Agustus 2016  dengan judul “ 15 Bahasa Daerah Punah” saya sebagai guru Bahasa Jawa akan sedikit menanggapi  apa yang dikatakan oleh Kepala Badan Pengembangan dan pembinaan Bahasa Kemeneterian Pendidikan dan Kebudayaan, Dadang Sunendar bahwa 617 bahasa yang diidentifikasi oleh Badan bahasa Kemendikbud, sebanyak 15 bahasa daerah dinyatakan punah. Sebagai orang Jawa akan berusaha untuk mempertahankan bahasa juga budaya Jawa itu sendiri. Apapun yang bisa dilaksanakan akan tetap dilakukan dengan ikhlas. Dengan keikhlasan  semua akan mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan. Jujur saja bahwa, untuk menghadapi masalah kepunahan memang seperti itu keadaannya. Bahasa jawa sendiri amat jarang digunakan oleh orang-orang yang nota bene adalah asli orang Jawa. Orang tua selalu mengajarkan anak –anaknya menggunakan bahasa Indonesia. Sebagai guru SMP sering saya melihat anak-anak didik saya yang baru masuk kelas VII. Mulai masuk pertama kali yang didengung-dengungkan adalah bahwa orang tua wajib mengantarkan anaknya sampai di sekolahan. Sedangkan masyarakat Jawa mempunyai pemikiran yang dituangkan dalam salah satu nyanyian sperti ini : Saiki aku wis gedhe, sekolah mangkat dhewe, ora usah dieterake, bareng karo kancane, yen mlaku turut pinggiran, ora perlu gojegan, neng ndalan akeh kendaraan, mengko mundhak tabrakan. Artinya : Sekarang aku sudah besar, sekolah berangkat sendiri, tidak usah diantarkan, bersama temannya, kalau berjalan lewat pinggir / tepi, tidak boleh bermain-main, di jalan banyak kendaraan, nanti kalau tertabrak.
Continue Reading...

Guru mata pelajaran (Mapel) Bahasa Jawa se Surakarta mengikuti pendidikan dan latihan (Diklat) penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Solo — Guru mata pelajaran (Mapel) Bahasa Jawa se Surakarta mengikuti pendidikan dan latihan (Diklat) penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Diklat berlangsung tiga hari, mulai tanggal 23 – 25 Agustus 2016, di SMP Negeri 7 Solo.

Continue Reading...

Opini : Bancakan Tradisi Luhur Yang Terlupakan




Oleh : Dra. Sri Suprapti, Guru Bahasa Jawa SMP Negeri 8 Surakarta No. Hp. 081329405977.

            Kebudayaan Jawa itu beraneka macam wujudnya, misalnya ungkapan, upacara adhat, peristiwa budaya, termasuk tradisi bancakan, syukuran atas keberhasilan, dsb. Banyaknya budaya di Indonesia menjadikan aset atau kekayaan yang tidak bisa dihitung secara materiil seperti sumber daya alam lainnya. Tetapi kita bisa melihat, bahwa bangsa kita sudah mulai meninggalkan budaya yang sudah ada. Padahal, kalau bisa haruslah dilestarikan supaya tidak mudah hilang apalagi dianggap sebagai budaya bangsa lain. Saat ini kita bisa melihat, kurangnya perhatian dari pemerintah untuk melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia. Sebenarnya juga bukan semua warga masyarakat yang melupakan tradisi budaya kita. Masih banyak orang yang dengan tulus ikhlas melestarikan dan menjaga budaya tersebut di tengah-tengah arus budaya barat yang masuk ke Indonesia. Inilah saatnya untuk melestarikan tradisi bancakan weton, dekahan, kupatan dan syukuran di wilayah Jawa yang kita cintai ini. Apakah anda tahu arti dan makna tradisi bancakan dalam kebudayaan ini ? Kegiatan ini  termasuk suatu perbuatan melestarikan kebudayaan Jawa yaitu tradisi bancakan. Yang akan saya sampaikan di sini adalah arti dan makna tradisi bancakan yang ada ditempat di mana samar-samar masih tetap dilestarikan oleh warga masyarakat yang mendukung.

Continue Reading...

Rabu, 10 Agustus 2016

Laporan Wartawan

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Labib Zamani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO –

Continue Reading...

Bahasa Jawa Diambang Kepunahan

Rubrik Gagasan 
Bahasa Jawa Diambang Kepunahan
Oleh : Dra. Sri Suprapti, Guru Bahasa jawa SMP Negeri 8 Surakarta, No. Hp. 081329405977 

Continue Reading...

Warna Hijau, Syirik ?

 
Continue Reading...

MACAPAT MIJIL MENGKU PITUTUR WIGATI



          
              Tembang Macapat iku kalebu salah sijine kasusastran Jawa kang adiluhung. Akeh piweling lan piwulang luhur kang ana ing sajroning tembang Macapat.
Continue Reading...